Mana yang lebih baik desalinasi temal atau membran (RO)?

 By: Tri Ayodha Ajiwiguna

Sebenarnya ada beberapa indeks yang bisa digunakan untuk menentukan mana yang lebih baik di antara proses desalinasi yang ada. Nah yang akan saya bahas di sini, adalah konsumsi energi spesifik, recovery rate, dan kualitas produk. Mari kita bahas satu persatu lagi

Konsumpsi energi spesifik (SEC)

Nilai SEC ini merupakan rasio antara energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu satuan volume air yang dihasilkan. Contoh: proses desalinasi menggunakan sistem RO memiliki SEC sebesar 2.4 kWh/m3. Karena RO ini menggunakan pompa yang secara umum menggunakan energi listrik, maka dapat dikatakan bahwa untuk mendapatkan 1 m3 air tawar dibutuhkan 2.4 kWh listrik. Sedangkan untuk desalinasi berbasis termal, energi yang dibutuhkan adalah energi termal.

Sekrang, kita bandingkan nilai SEC ini antara desalinasi termal (MSF dan MED) dan desalinasi membran (RO) untuk mendapatkan dari tawar dari air laut.

  • MSF memiliki SEC antara 19-27 kWh/m3
  • MED memiliki SEC antara 14-21 kWh/m3
  • RO memiliki SEC antara 4-6 kWh/m3

Recovery rate (RR)

Recovery rate (RR) adalah ratio banyaknya produk yang dihasilkan (air tawar) dengan input yang diberikan (air laut). Jika sebuah sistem desalinasi memiliki nilai RR sebesar 40%, maka dari 100 liter air laut yang dimasukan ke dalam sistem akan dihasilkan 40 liter air tawar. Sisanya merupakan brine.

Untuk desalinasi air laut, nilai RR untuk RO berkisar antara 40-50%, sedangkan untuk desalinasi termal (MSF dan MED) berkisar antara 12-40% tergantung dari suhu saat prosesnya.

Kualitas produk

Produk utama dari sistem desalinasi adalah air tawar yang memiliki konsentrasi kurang dari 1000 ppm (usgs.gov). Sedangkan bahan baku untuk proses desalinasi adalah air laut biasanya memiliki konsentrasi sekitar 35000 ppm. Bagaimana kuliats produk dari sistem desalinasi air laut? Untuk RO, produknya berkisar antara 400-500 ppm. sedangkan desalinasi termal dapat menghasilkan produk dengan konsentrasi kurang dari 10 ppm.


Referensi:

  • Renewable and Sustainable Energy Reviews 24 (2013) 343-356
  • https://inis.iaea.org/collection/NCLCollectionStore/_Public/28/008/28008685.pdf?r=1&r=1

No comments:

Post a Comment