By: Tri Ayodha Ajiwiguna
Desalinasi adalah proses pemisahan mineral garam
dari air asin (air laut atau air payau). Proses ini menghasilkan air tawar yang
dapat dimanfaatkan oleh manusia, baik untuk minum, mencuci, irigasi, dan
lainnya. Proses desalinasi ini setidaknya dapat dikelompokkan menjadi dua
jenis, yaitu desalinasi berbasis termal dan desalinasi berbasis membran. Apa
bedanya? Mari kita bahas satu per satu secara ringkas.
Desalinasi berbasis termal
MSF
(sumber gambar: http://www.roplant.or.kr/)
MED
(sumber gambar: https://www.researchgate.net/publication/339966628_Water_Treatment_and_Desalination
Proses desalinasi berbasis termal maksudnya adalah
proses ini membutuhkan energi kalor (panas). Seperti yang kita ketahui bahwa
air laut menjadi asin karena adanya mineral garam (NaCl) di dalamnya. Artinya
air laut setidaknya terdiri dari air dan garam. Ketika air laut dipanaskan,
maka selain suhunya naik, air pun mengalami penguapan. Nah yang menguap ini
adalah air murni (tanpa garam). Kenapa? Karena garam memiliki titik didih yang
jauh lebih tinggi dari pada air. Akibatnya air mengalami penguapan dan garam
tetep di larutan air asin tersebut. Lalu bagaimana kita bisa dapatkan air
tawar? Karena uap air yang terjadi adalah air murni, maka yang perlu kita lakukan
adalah mengembunkan (mengkondensasikan) uap air ini dengan cara didinginkan.
Embun (kondensat) inilah produk dari proses desalinasi berbasis termal.
Sedangkan air laut sisanya (yang tidak/belum mengalami penguapan) menjadi
produk sampingan yang memiliki konsentrasi garam yang sangat tinggi, biasa
disebut dengan brine
Secara prinsip desalinasi berbasis termal cukup
sederhana, akan tetapi energi yang dibutuhkan untuk proses desalinasi termal
sangatlah tinggi. Kenapa? Karena kalor laten uap air itu sangat tinggi (+
2260 kJ/kg). Oleh karena itu, dalam skala industri proses ini dibuat sedemikian
rupa sehingga dengan energi kalor yang sama dapat menghasilkan air tawar lebih
banyak. Contoh sistem desalinasi termal untuk skala industri adalah Multi-stage
flash (MSF) dan Multi-effect Ditillation (MED).
Desalinasi berbasis membran
Proses reverse osmosis
(sumber gambar: https://www.hygromatik.com/en/waterline-reverse-osmosis-systems)
Proses desalinasi berbasis membran menggunakan membran
untuk memisahakan garam dan air. Contoh desalinasi berbasis membaran adalah
proses reverse osmosis (RO). Membran yang digunakan pada proses RO itu memiliki
pori yang sangat kecil sehingga molekul air dapat melewati pori tesebut, tapi
mineral garam tidak bisa. Membran ini disebut dengan membrane semipermeable. Jika
dua larutan yang memiliki konentrasi berbeda dipisahkan oleh membran ini, maka
akan terjadi perpindahan molekul air secara alami dari larutan berkonsentrasi
rendah ke larutan berkonsentrasi tinggi untuk mencapai kesetimbagan kimia.
Fenomena inilah yang disebut dengan osmosis. Untuk mendapatkan air tawar
(larutan berkonsentrasi rendah), maka air laut (konsentrasi tinggi) harus
dipaksa melawan fenomena osmosis ini hingga melewati membran tersebut. Karena membran
ini hanya bisa dilewati oleh molekul air, maka hanya air (larutan
berkonsentrasi rendah) yang keluar dari membran tesebut.
Secara prinsip, RO hanya membutuhkan energi untuk menyediakan tekanan tinggi. Oleh karenanya RO membutuhkan pompa bertekanan tinggi sebagai salah satu komponen utamanya.
Referensi:
Renewable and Sustainable Energy Reviews 24
(2013) 343-356
https://inis.iaea.org/collection/NCLCollectionStore/_Public/28/008/28008685.pdf?r=1&r=1
No comments:
Post a Comment