Pembangkit listrik pada pesawat penjelajah luar angkasa (voyager)

Voyager adalah pesawat antarikasa tanpa awak yang menjelajah luar angkasa. Pesawat ini diluncurkan pada tahun 1977 untuk mempelajari tata surya. Pesawat ini dirancang untuk dapat bekerja selama mungkin, oleh karenanya dilengkapi sistem pembangkit listrik yang dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama. Untuk melihat dimana pesawat ini berada sekarang, anda bisa kunjungi website nasa berikut:

Bagaimana sistem pembangkit listrik di pesawat voyager?

Radiosotope thermoelectric generator (sumber gambar: Wikipedia)

Pesawat voyager menggunakan pembangkit listrik yang disebut dengan Radiosotope Thermoelectric Generator (RTG). Sistem ini menggunakan bahan bakar nuklir (plutonium-238) untuk menghasilkan energi kalor (panas). Kemudian energi kalor ini dikonversikan menjadi energk listrik dengan menggunakan sistem thermoelectric. Secara sederhana thermoelectric memiliki dua sisi, jika dua sisi ini memiliki perbedaan suhu maka listrik DC akan dihasilkan. Dengan adanya panas dari reaksi nuklir maka thermoelectric dapat meyediakan listrik untuk keperluan pesawat voyager ini.

Mengapa tidak menggunakan solar panel saja?

Voyager ini dirancang untuk menjauhi matahari dan beroperasi selama mungkin. Artinya radiasi sinar matahari yang diterima oleh voyager semakin lama semakin kecil. Sedangkan prinsip kerja solar panel adalah dengan memanfaatkan radiasi matahari yang diterima ini. Sehingga solar panel tidak cocok untuk voyager.

Memangnya kalau menggunakan RTG bisa sampai berapa tahun?

Dengan menggunakan RTG yang digunakan pada voyager, RTG ini dirancang agar bisa menyediakan listrik untuk keperluan instrumennya setidaknya hingga tahun 2025. RTG pada voyager menggunakan 4.5 kg Pu-238 dan dapat menghasilkan kalor hingga puluhan tahun sejak thun 1977.

(Tri Ayodha Ajiwiguna)

No comments:

Post a Comment