Oleh: Tri Ayodha Ajiwiguna
Dalam termodinamika ada beberapa
parameter penting yang biasa digunakan untuk menganalisis sebuah proses,
seperti: tekanan, temperatur, entalpi, dan lainnya. Salah satu parameter itu
adalah entropi. Pada dasarnya entropi merupakan besaran termodinamika yang
mungkin dapat dikatakan muncul belakangan dibandingakan dengan besaran lainnya.
Entropi muncul ketika para insiyur pada saat itu ingin menjelasakan mengenai
efisiensi mesin dan pompa kalor.
Gambar 1. Air darlam bentuk wujud padat, cair, dan gas
(sumber gambar: https://medium.com/)
Seperti yang diketahui bahwa sebuah
mesin kalor tidak dapat mengubah semua kalor yang diterima sistem menjadi
kerja, namun pasti ada kalor yang dibuang. Entropi secara tidak langsung
menunjukkan seberapa besar energi yang tidak dapat menjadi kerja itu. Pada
sudut pandang molekul, entropi adalah besaran termodinamika yang menunjukkan
seberapa besar ketidak-teraturan suatu zat. Besarnya entropi sulit dihitung,
namun perubahan entropi suatu zat yang mengalami proses termodinamika
memungkinkan untuk dilakukan. Zat dalam wujud padat memiliki entropi yang lebih
kecil dibandingkan dengan fasa cair dan gas. Sebagai contoh air dalam fasa
padat (es) memiliki susunan molekul yang sangat teratur sedangkan dalam fasa
cair memiliki susunan molekul yang lebih acak. Terlebih lagi dalam fasa gas
(uap), susunan molekulnya lebih acak lagi. Dalam proses dengan temperatur
konstan (isotermal) besarnya perubahan entropinya dapat dihitung dengan:
Hal yang perlu diperhatikan adalah
temperatur harus dalam satuan Kelvin.
Sebagai contoh jika ada 1 kg es batu
yang bertemperatur 0 oC yang diletakkan pada sebuah ruangan,
kemudian es ini lambat laun akan mengalami perubahan fasa dari padat menjadi
cair (meleleh). Proses ini secara teori berlangsung pada temperatur konstan,
yaitu pada 0oC. Pada proses ini ketidak -teraturan molekul air
berubah dari yang tersusun teratur (es) hingga menjadi lebih tidak teratur
(air). Ini menunjukkan adanya perubahan entropi pada zat tersebut yang besarnya
adalah:
Untuk
proses yang tidak terjadi secara isotermal maka perlu perubahan entropinya
dapat dihitung dengan:
Jika dalam suatu fenomena terdapat
lebih dari satu proses maka, perubahan entropinya adalah penjumlahan dari
masing-masing prosesya.
Contoh soal 1:
Hitunglah perubahan entropi total
jika 1 kg air bertemperatur 30 oC dicampur dengan 1 kg air
bertemperatur 50 oC!
Dalam kasus ini maka yang terjadi
adalah air yang lebih dingin mengalami pemanasan sedangkan air yang lebih panas
mengalami pendinginan. Karena massa dan jenis zatnya sama maka dapat dikatakan
bahwa temperatur setelah pencampuran menjadi 40 oC. Oleh karena itu perubahan entropi totalnya
adalah sebagai berikut:
Prosses pemanasan air:
Sedangkan proses pendinginan air:
Sehingga perubahan entropi totalnya adalah:
Keywords: Thermodynamics, termodinamika, entropi
No comments:
Post a Comment