Dalam udara terkandung uap air yang menyebabkan adanya kelembaban udara. Semakin banyaka uap air yang terkandung dalam udara maka semakin lembab udara tersebut. Jika udara sebuah ruangan didinginkan (misal dengan menggunakan sebuah air conditioner) maka biasanya ada 2 hal yang terjadi, yaitu penurunan suhu dan penurunan kelembaban.
Penurunan suhu terjadi karena adanya penarikan kalor oleh air conditioner (bagian evaporator), akibatnya udara kehilangan kalor dan suhunya menjadi turun. Sedangkan kelembaban turun terjadi karena kandunga uap air berkurang dari udara.
Ada dua macam kalor, yaitu kalor sensible dan kalor laten. Kalor sensibel adalah kalor yang mengakibatkan perubahan suhu, sedangkan kalor laten adalah kalor yang tidak mengakibatkan perubahan suhu. Terjadinya perubahan suhu dan perubahan kelembaban adalah akibat dari kedua jenis kalor ini. Proses pendinginan udara dapat dijelaskan dengan skema psikrometrik berikut.
Gambar Skema pendingiina udara pada psikrometrik
Gambar menunjukkan pendinginan udara di daerah evaporator (Air conditioner). Pada awalnya Udara mempunyai suhu TA dan kandungan uap air WA, Kemudian udara ini mengalami penarikan kalor sehingga suhunya turun hingga samapai titik B, yaitu titik dew point atau titik pengembunan. Sampai titik B hanya mengalami penurunan suhu, inilah yang disebut dengan kalor sensibel. Pada titik B (dew point) ini jika udara mengalami pelepasan kalor sedikit saja maka akan terbentuk kondensat yang berasal dari pengembunan uap air yang terkandung dalam udara. Udara ini terus mengalami pelepasan kalor (didinginkan) yang meyebabkan udara mulai mengembun. Karena uap air dalam udara mengalami pengembunan akibatnya udara kehilangan uap air dan tetap mengalami penurunan suhu sampai di titik C. Hal inilah yang menyebabkan pada air conditioner sering kali ditemukan tetesan air.
Kemudian udara dengan kondisi C ini ditiupkan ke ruangan yang ingin didinginkan. Di ruangan terdapat beban panas dari sumber panas (manusia, alat elektronik, dll). Akibatnya udara tersebut menerima kalor dan mendapatkan uap air (bisa dari keringat manusia yang menguap atau sumber uap yang lain).
Garis putus-putus dari A ke C merupakan garis yang menggambarkan keadaan udara ruangan sebelum dan sesudah didinginkan.
Dari gambar proses pendinginan udara pada karta psikrometri tersebut dapat dilihat bahwa:
Beban Laten ruangan = hA-hS (pengurangan kandungan uap air)
Beban sensibel udara ruangan = hS-hC (penurunan suhu)
Jadi beban total udara agar udara dapat terjaga agar kondisinya tetap R adalah:
Beban total = beban laten + beban sensibel
hA-hC = (hA-hS) + (hS + hC)
Banyaknya uap yang mengembun juga dapat dihitung, yaitu:
WA-WC= banyaknya kondensat yang terjadi setiap satuan massa udara
(Tri Ayodha Ajiwiguna)
Panas Sensibel bukan HA-HB dan Panas Laten HB-HC?
ReplyDeleteBukan mas Abu,
Deletesecara definisi panas/kalor sensibel kan kalor yang mengubah suhu. Nah perubahan suhu yang terjadi kan dari suhu titik S ke titik C.
sedangkabn panas/kalor laten itu kalor yang digunakan untuk mengubah fasa (wujud) zat tanpa ada perubahan suhu, oleh karena itu maka kalor laten adalah dari titik A ke S.
Mohon di jelaskan tentang prinsip duct heater dan cara menghitung kapasitasnya, terima kasih.
ReplyDeleteMaaf belum sempat membuat untuk yang proses pemanasan udara. Tapi secara prinsip hampir sama dengan tidak ada perubahan rasio humidity. Hal ini dikarenakan pada saat memanaskan udara, tidak terjadi kondensasi (pengembunan) sehingga massa uap tidak berkurang. Hal ini juga memiliki implikasi bahwa yang terjadi hanya kalor sensibel saja tanpa kalor laten.
Delete