Daya dan Energi (Power dan Energy)

Energi adalah sebuah konsep yang menunjukkan kapasitas untuk melakukan kerja. Semakin besar energi, maka semakin besar kerja yang dapat dilakukan. Sebagai contoh, untuk memindahkan air dari sumur menuju toren dibutuhkan kerja. Kerja ini dapat dilakukan oleh pompa listrik. Sumber energi memberikan energi berupa listrik ke pompa untuk dikonversikan menjadi energi gerak (putaran) untuk mengalirkan air. Semakin besar energi yang diberikan ke pompa maka semakin banyak kerja yang dilakukan oleh pompa dan secara otomatis lebih banyak pula air yang dialirkan.


Sedangkan daya adalah aliran energi, yaitu banyaknya energi yang mengalir setiap satuan waktu. Jika ada dua buah pompa dengan daya yang berbeda, maka kedua pompa tersebut mengalirkan air dengan debit yang berbeda. Semakin besar daya, maka semakin besar debit air yang dialirkan.


Watt (W)

Satuan International dari energi adalah Joule. Oleh karena itu satuan daya adalah J/s atau Watt. Jadi misalkan sebuah alat mengkonsumsi energi sebesar 100 W, maka alat ini mengkonsumsi energi sebesar 100 Joule setiap 1 detiknya. Sedangkan kW sama dengan 1000 kW, MW sama dengan 1 juta Watt, dan seterusnya.


Watt-hour (Wh)

Watt-hour atau biasa disingkat dengan Wh adalah satuan energi, sama halnya dengan satuan Joule. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa daya adalah banyaknya energi yang mengalir setiap satuan waktu. Hal ini juga berarti bahwa energi adalah daya dialirkan dengan waktu.


Energi dalam satuan Joule adalah Daya (W) dikalikan dengan waktu (s). Sedangkan Wh adalah daya (W) dikalikan dengan waktu (jam). Ini berarti:



Untuk lebih jelasnya, ambil contoh sebuah pompa yang memiliki spesifikasi konsumsi listrik 100W. Pompa ini digunakan selama 2 jam setiap harinya. Dengan kasus seperti ini, maka energi yang dikonsumsi oleh pompa ini adalah 100 W x 2 h, yaitu 200 Wh setiap harinya. 200 Wh ini secara dengan 720000 Joule. Satuan Wh sebagai satuan energi biasanya digunakan untuk konsumsi energi listrik. Tarif listrik juga dikenakan dengan satuan Rp/kWh.


Keyword: W, Wh, kW, kWh, daya, energi, listrik


(Tri Ayodha Ajiwiguna)

Bangunan yang Efisien (Efficient Building)

Menghemat penggunaan energi pada bangunan merupakan salah satu cara menggunakan energi secara bijak. Namun, dalam menghemat energi tidak harus mengorbankan fungsi bangunan tersebut. Sebagai contoh, sebuah perkantoran mematikan sistem air conditioningnya agar tagihan listrik menurun. Namun, para pekerja menjadi tidak nyaman bekerja sehingga mengurangi produktifitas para pegawai. Langkah seperti ini bukanlah langkah membuat bangunan menjadi efisien. Kondisi optimal dalam menekan penggunaan energi tanpa harus mengurangi fungsi bangunan dinamakan bangunan efisien.


Bagaimana cara menentukan bangunan yang efisien?


Untuk menentukan apakah sebuah bangunan itu efisien atau tidak, diperlukan satu parameter objektif. Parameter yang sering digunakan adalah Intensitas Konsumsi Energi (IKE). IKE didefinisikan sebagai rasio konsumsi energi setiap selang waktu tertentu dengan luas bangunan. Sebagai contoh jika sebuah rumah sakit mengkonsumsi 5000 kWh perbulan dan luas bangunan rumah sakit tersebut adalah 100 m2. Ini berarti nilai IKE bangunan tersebut adalah 50 kWH/bulan/m2


Untuk mengetahui konsumsi energi, maka setidaknya ada dua cara, yaitu dilihat tagihan bulanan yang diterima atau mengestimasikan penggunaan konsumsi energi dengan data peralatan yang ada di rumah.


Setelah nilai IKE dihitung, maka diperlukan standar untuk menentukan keefisienan sebuah bangunan. Di Indonesia sendiri, memiliki peraturan pemerintah untuk mengkategorikan bangunan terkait sebagai bangunan yang sangat efisien, cukup efisien, boros, cukup boros, atau sangat boros, seperti tabel yang ditunjukkan di bawah ini



Dengan tabel diatas dapat terlihat bahwa klasifikasi bangunan secara konsumsi energi dapat dibagi menjadi dua jenis bangunan, yaitu bangunan berAC Dan bangunan tidak berAC. Sangat terlihat bahwa standar IKE efisiensi bangunan berAC lebih tinggi dibandingkan dengan bangunan tanpa AC. Hal ini dikarenakan sistem AC hampir selalu menjadi konsumsi energi terbesar dalam sebuah bangunan. Biasanya bangunan ber AC mengkonsumsi energi 60 - 70% dari total konsumsi energinya. Disusul kemudian dengan sistem pencahayaan yang dapat mengkonsumsi sekitr 20% dari total konsumsi energi 


Keyword: Intenstias konsumsi energi, audit energi, efisiensi energi, konservasi energi)


(Tri Ayodha Ajiwiguna)