Siklus Refrigerasi Kompresi Uap (SRKU)

Oleh: Tri Ayodha Ajiwiguna

Video penjelasan singkat siklus refrigerasi kompresi uap:


Refrigerasi adalah proses mendinginkan sebuah objek sehingga temperaturnya lebih rendah dari pada lingkungannya. Ada beberapa jenis teknik refrigerasi seperti siklus refrigerasi kompresi uap, termoelektrik, termoakustik, dan lain-lain. Pada dasarnya hampir semua teknik refrigerasi adalah sebuah pompa kalor yang menghasilkan keadaan yang dingin di satu bagian dan keadaan panas di bagian lainnya. Jenis teknik refrigeasi yang paling umum digunakan saat ini adalah dengan siklus refrigerasi kompresi uap (SRKU). Hal ini dikarenakan selain dapat menghasilkan keadaan dengan temperatur yang sangat rendah, sistem ini juga memiliki performansi yang baik.

SRKU adalah salah satu siklus termodinamika yang memanfaatkan perubahan fasa fluida kerjanya. Penggunaan SRKU yang paling umum di Indonesia adalah untuk mesin pendingin seperti air conditioner atau lemari es. Namun, di negara yang memiliki musim dingin, siklus refrigerasi juga sering diterapkan sebagai pemanas ruangan.

SRKU menggunakan fluida kerja yang dinamakan refrigeran. Sering kali para teknisi menggunakan kata “freon” untuk menyebut refrigeran. Sebenarnya hal ini kurang tepat karena “freon” salah satu nama merek. Refrigeran memiliki titik didih (saturasi) pada temperatur sangat rendah dibandingkan dengan air, hal ini yang menjadi prinsip dasar penginginan. Seperti yang telah diketahui bahwa air pada tekanan 1 atm maka akan memiliki titik didih di temperatur sekitar 100 oC sedangkan refrigeran pada tekanan yang sama memiliki titk didih di bawah titik beku air, sebagai contoh R134a memiliki titik didih sekitar -26oC. Semakin tinggi tekanan refrigeran maka semakin tinggi titik didihnya. Begitu pula sebaliknya, titik didih refrigeran akan semakin rendah jika tekanannya rendah. Titik didih memiliki arti bahwa perubahan fasa dari cair ke gas terjadi di temperatur tersebut. Begitu temperaturnya rendah maka penyerapan kalor dari lingkungan sekitar terjadi. Sifat termodinamika inilah yang diterapkan agar dapat menghasilkan keadaan dingin secara kontinu.

Untuk mendapatkan tekanan rendah refrigeran secara kontinu maka setidaknya dibutuhkan empat komponen utama, yaitu kompresor, kondenser, katup ekspansi, dan evaporator. Skema sederhana dari SRKU terlihat seperti pada gambar 1 (a) sedangkan sketsa SRKU dalam diagram Tekanan- Entalpi terlihat seperti gambar 1 (b).


(a) Skema siklus refrigerasi sederhana

(b) Diagram P-h siklus refrigerasi 

Gambar 1. Skema sederhana SRKU

Kompresor dapat diibaratkan sebagai jantung dari siklus refrigerasi karena memiliki tugas menghisap refrigerant dalam fasa gas (1) kemudian mengalirakan ke kondenser (2). Kondenser pada dasarnya adalah sebuah penukar kalor (Heat exchanger) yang berfungsi untuk membuang kalor yang ada pada refrigeran sehingga terkondensasi menjadi fasa cair (3). Setelah keluar dari kondenser, refrigeran mengalir ke katup ekspansi. Katup ekspansi merupakan celah agar aliran refrigeran terhambat. Akibat dari dorongan kompresor dan dihambat oleh katup ekspansi maka tekanan di titik 2 – 3 menjadi tinggi dan mengakibatkan temperature di kondenser juga tinggi. Oleh karena itu terjadi pembuangan kalor. Setelah melewati katup ekspansi tekanan refrigeran menjadi turun secara drastis dengan fasa refrigeran kebanyakan cair yang kemudian masuk ke komponen evaporator (4). Karena tekanan rendah maka temperaturnya juga turun secara drastis. Karena temperatur refrigeran yang sangat rendah maka kalor terserap oleh refrigeran di evaporator sehingga fasa refrigeran berubah dari yang kebanyakan adalah cair menjadi gas. Kemudian, refrigeran mengalami hal yang sama lagi pada saat masuk ke kompresor lagi.

Nilai Coefficient of Performance (COP) digunakan untuk menunjukkan seberapa baik kinerja dari sebuah siklus refrigerasi. Secara definisi COP merupakan perbandingan antara kalor yang dimanfaatkan dengan kerja yang dimasukkan ke dalam sistem. Jika siklus refrigerasi ini digunakan sebagai pendingin maka kalor yang dimanfaatkan adalah besarnya kalor yang diserap pada evaporator. Sedangkan jika siklus ini digunakan sebagai pemanas maka kelar yang dimanfaatkan adalah kalo yang dilpaskan pada kondenser.


Siklus Refrigerasi Ideal
Skema dari susunan komponen utama siklus refrigerasi dapat dilihat pada gambar 1 (a). Siklus refrigerasi ideal mengasumsikan proses pada masing-masing komponen sebagai berikut:
1.                  Proses kompresi terjadi secara isentropik.
2.                  Proses kondensasi terjadi secara isobarik hingga saturasi cair
3.                  Proses ekspansi terjadi secara isoentalpi.
4.                  Prosses evaporasi terjadi secara isobaric hingga saturasi gas
Proses-proses pada siklus refrigerasi biasanya digambarkan dalam diagram tekanan-entalpi (P-h). Untuk siklus refrigerasi ideal dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 1. (a) Siklus refrigerasi ideal pada diagram P-h.

Contoh soal:
Sebuah siklus refrigerasi ideal memiliki tekanan tinggi 1.2 MPa dan tekanan rendah 140 kPa. Jika laju aliran volume refrigeran saat masuk ke kompresor adalah 0.5 m3/detik. Tentukan:
a. kapasitas pendinginan dan temperratur terendah (kW)
b. Pembuangan kalor (kW)
c. Kerja pada kompresor (kW)

d. COP pendingin dan COP pemanas

Jawaban:

16 comments:

  1. Maaf pak untuk gambar 1(a) ada kesalahan penomoran karena tidak sesuai dengan diagram p-h dan deskripsi. Mohon perbaikannya, terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cara mencari h3 sama T3 nya gimana ?

      Delete
    2. h3 sama dengan h2 mas, karena proses pada katup ekspansi diasumsikan isoentalpi yaitu tidak ada perubahan entalpi. sedangkan untuk mencari T3 dapat dicari karena entalpi(h3=h2) dan tekanan (P3=P1) sudah diketahui

      Delete
  2. Boleh minta bantuan untuk soal dari saya gak pa

    ReplyDelete
  3. tau nilai T1 nya segitu darimana ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lihat dari proses kondensasi 4 ke 1. proses ini isobarik di 140 kPa dan di titik 1 keadaannya saturasi cair. Artinya temperatur di titik 1 adalah tempereatur saturasi pada tekanan 140 kPa. Nah tingga kita lihat di table sifat zat.

      Delete
  4. nilai h dan s dari tabel juga ya kak?

    ReplyDelete
  5. Min minta tabel nya. Kirim via email ya

    ReplyDelete
  6. Kalo Proses Kerja berdasarkan aliran refrigerannya gimana mint?

    ReplyDelete
  7. Bisa tolong dibantu soal berikut pak?

    Suatu refrigerator menggunakan refrigeran R-134a sebagai fluida kerja dan beroperasi pada sebuah siklus refrigerasi kompresi uap ideal dengan batas tekanan antara 0,26 MPa dan 0,74 MPa. Jika laju aliran massa refrigeran sebesar 0,43kg/s, maka tentukanlah:
    a. Laju perpindahan kalor dari ruang pendingin
    b. Daya kompresor
    c. Kalor yang dibuang ke lingkungan
    d. COP – nya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini kan mirip sama contoh soal di atas mas?
      Mau dibantu apanya lagi?

      Delete
  8. Bisa tolong dibantu pak

    Sistem pendingin kompresi uap bekerja dengan siklus ideal menggunakan refrigerant R.134.a dengan
    temperatur kondensor 100oF serta temperatur evaporator -20oF (minus 20oF).
    Pertanyaan:
    a. Gambarkan/ploting siklus tersebut pada p-h diagram (terlampir) dan kumpulkan (diberi nama & NIM)
    b. Efek refrijerasi/dampak pendinginan ( qevap) dalam BTU/lb
    c. Kalor yang dilepas oleh kondensor (qcon) dalam BTU/lb
    d. Kerja kompresor (Wcom) dalam BTU/lb
    e. COP

    ReplyDelete
  9. Mas kalau di tanya jumlah bahan pangan yang dapat didinginkan pakai rumus apa ya mas?

    ReplyDelete