Bagaimana cara menentukan bangunan yang efisien?
Untuk menentukan apakah sebuah bangunan itu efisien atau tidak, diperlukan satu parameter objektif. Parameter yang sering digunakan adalah Intensitas Konsumsi Energi (IKE). IKE didefinisikan sebagai rasio konsumsi energi setiap selang waktu tertentu dengan luas bangunan. Sebagai contoh jika sebuah rumah sakit mengkonsumsi 5000 kWh perbulan dan luas bangunan rumah sakit tersebut adalah 100 m2. Ini berarti nilai IKE bangunan tersebut adalah 50 kWH/bulan/m2.
Untuk mengetahui konsumsi energi, maka setidaknya ada dua cara, yaitu dilihat tagihan bulanan yang diterima atau mengestimasikan penggunaan konsumsi energi dengan data peralatan yang ada di rumah.
Setelah nilai IKE dihitung, maka diperlukan standar untuk menentukan keefisienan sebuah bangunan. Di Indonesia sendiri, memiliki peraturan pemerintah untuk mengkategorikan bangunan terkait sebagai bangunan yang sangat efisien, cukup efisien, boros, cukup boros, atau sangat boros, seperti tabel yang ditunjukkan di bawah ini
Dengan tabel diatas dapat terlihat bahwa klasifikasi bangunan secara konsumsi energi dapat dibagi menjadi dua jenis bangunan, yaitu bangunan berAC Dan bangunan tidak berAC. Sangat terlihat bahwa standar IKE efisiensi bangunan berAC lebih tinggi dibandingkan dengan bangunan tanpa AC. Hal ini dikarenakan sistem AC hampir selalu menjadi konsumsi energi terbesar dalam sebuah bangunan. Biasanya bangunan ber AC mengkonsumsi energi 60 - 70% dari total konsumsi energinya. Disusul kemudian dengan sistem pencahayaan yang dapat mengkonsumsi sekitr 20% dari total konsumsi energi
Keyword: Intenstias konsumsi energi, audit energi, efisiensi energi, konservasi energi)
(Tri Ayodha Ajiwiguna)
No comments:
Post a Comment