Apa sih hukum kedua termodinamika ini?
Entropi
dapat diartikan sebagai tingkat ketidakteraturan. Dalam hukum termodinamika,
entropi secara alami akan selalu meningkat dan ini berlaku universal bahkan dapat
diamati dalam kehidupan sehari-hari. Misal anda punya sepeda baru yang
diletakkan di sebuah lapangan terbuka. Maka sepeda anda akan terkena hujan, panas,
angin dan lain sebagainya. Lambat laun sepeda anda itu akan berubah: warnanya
makin usang, bannya kempes, besi-besinya berkarat dan lain-lain. Bahkan jika
anda biarkan sepeda anda lebih lama lagi, bisa jadi sepeda anda sudah tidak
terlihat, yang ada hanyalah besi-besi berkarat. Dalam hal ini, sepeda yang baru
memiliki entropi yang rendah karena tersusun dengan rapih, kompleks dan
komponen-komponennya masih berfungsi dengan baik. Sedangkan sepeda yang sudah
menjadi besi-besi berkarat memiliki entropi yang lebih tinggi. Ini adalah hukum
alam dan tidak pernah terjadi dengan arah sebaliknya. Maksudnya jika kita
letakkan besi-besi berkarat di sebuah lapangan terbuka, maka ditunggu berapa
lama pun tidak akan menjadi sepeda baru, kecuali ada orang yang membuatnya.
Artinya, jika ingin membuat sepeda dari besi-besi berkarat yang ada, maka dibutuhkan usaha dari luar, dengan kata lain tidak alami lagi.
Dalam
teori evolusi, semua makhluk hidup mengalami evolusi dan sampai sekarang pun
masih berlangsung. Untuk lebih jelasnya kita ambil contoh yang paling membuat
kontroversi, yaitu evolusi manusia. Ada satu hal yang paling banyak orang salah-paham mengenai evolusi manusia ini. Kebanyakan orang mengira bahwa
manusia berevolusi dari kera, seperti gambar di bawah ini:
Dalam
gambar seolah-olah mengatakan bahwa manusia sekarang berasal dari sejenis
makhluk yang mirip kera yang kemudian berubah menjadi lebih tegak hingga
menjadi manusia seperti sekarang. Padahal,
yang dijelaskan oleh teori evolusi adalah bahwa bahwa manusia dan kera berasal
dari nenek moyang yang sama. Kira-kira gambarnya seperti di bawah ini:
Sumber gambar: https://saintif.com/
Lalu,
dimana letak ketidakseusuaiannya dengan sifat entropi?
Dalam
hukum kedua termodinamika dinayatakan bahwa entropi dalam ruang tertutup
(terisolasi) selalu selalu meningkat. Artinya tingkat ketidakteratruan dalam
suatu sistem akan selalu meningkat. Kalau kita amati bahwa tubuh makhluk hidup
yang ada sekarang sangatlah terorganisir dan kompleks dengan tingkat
keteraturan yang sangat tinggi. Perhatikanlah organ-organ tubuh kita: jantung,
otak, hati, dan lain sebagainya. Kesemuanya memiliki fungsi dan bekerja sama
dengan baik sehingga kita dapat hidup. Begitu pula dengan makhluk hidup lainnya yang memiliki organ-organ tubuh dan fungsinya masing-masing. Nah, jika kita hubungkan dengan konsep
entropi, maka nenek moyang manusia dan lainnya (simpanse, orang utan, gorilla)
haruslah makhluk yang memiliki entropi lebih rendah dibandingkan manusia
sekarang. Hal ini dapat diartikan bahwa nenek moyang manusia memiliki tingkat
keteraturan yang jauh lebih tinggi dan lebih komplesk daripada manusia
sekarang. Jadi, jika kita ingin menyelaraskan antara teori evolusi dan hukum kedua
termodinamika ini, maka mungkin saja nenek moyang manusia adalah makhluk yang lebih
cerdas dan canggih dibandingkan manusia sekarang.
Yang menjadi perdebatan adalah teori evolusi berpendapat bahwa hewan, tumbuhan,
dan manusia merupakan hasil dari evolusi makhluk hidup yang berbentuk lebih
sederhana. Nah inilah yang bertentangan dengan hukum termodinamika kedua. Karena
berdasarkan hukum kedua termodinamika, tidak mungkin sebuah sistem menjadi
lebih teratur dengan kompleksitas lebih tinggi secara alami. Artinya tidak
mungkin dari makhluk hidup sederahana bersel satu berevolusi menjadi makhluk hidup
kompleks bersel banyak secara alami. Seperti halnya bahwa tidak mungkin
bongkahan besi, karet, dan plastik dapat menjadi sepeda secara alami.
Pendapat
ini dibantah oleh para pendukung evolusi. Mereka berargumen bahwa fenomena
entropi yang selalu meningkat adalah khusus utuk sistem tertutup (terisolasi).
Namun, bumi bukanlah sistem tertutup, sehingga masih memungkinkan adanya energi
atau usaha eksternal yang membuat makhluk hidup berevolusi dari makhluk hidup
yang lebih sederhana mejadi makhluk hidup yang lebih kompleks. Pendapat para
pendukung evolusi ini juga betul, namun belum bisa terbuktikan. JIka memang ada
energi atau usaha dari luar bumi, maka apa itu? Bagaiamana prosesnya?
Salah
satu jawabannya adalah energi dari matahari. Lagi-lagi ini pun belum bisa menjelaskan
bahwa energi matahari dapat membuat evolusi bergerak dari yang sederhana
menjadi lebih kompleks. Kenapa? Karena yang teramati dalam kehidupan sehari-hari
justru arah sebaliknya, yaitu justru mempercepat peningkatan entropi.
Pernyataan-pernyataan
bantahan untuk sebuah teori sangat dibutuhkan untuk dapat dijawab secara logis
agar sebuah teori itu menjadi lebih matang. Intinya teori evolusi memang tidak/belum
sempurna. Oleh karenanya teori evolusi pun berkembang seperti halnya
Neo-Darwinisme. Lalu apakah ada teori lain untuk menjelaskan keanekaragaman
makhluk hidup? Sejauh ini belum ada yang sebaik teori evolusi. Beberapa
hipotesa memang bermunculan, tapi belum bisa sebaik teori evolusi. Namun, bukan
tidak mungkin teori evolusi ini akan runtuh seperti halnya geosentris vs heliosentris,
atau terperbarui seperti dari fisika klasik dan kuantum. Siapa tau saja ada ilmuwan
revolusioner yang bisa membuat teori yang jauh lebih baik dari pada teori
evolusi ini.
Agar
teori evolusi dan hukum kedua termodinamika dapat berjalan selaras, maka setidaknya
ada dua kemungkinan. Pertama, nenek moyang dari seluruh makhluk hidup di bumi
adalah makhluk yang jauh lebih kompleks dan canggih dibandingkan makhluk paling
kompleks yang ada di bumi sekarang. Lalu seiring dengan berjalannya waktu
makhluk hidup berevolusi menjadi makhluk yang lebih sederhana seperti terjadi
seperti sekarang ini. Hal ini pun masih berlangsung hingga hari ini.
Kedua, makhluk hidup dimulai dari makhluk hidup bersel satu yang kemudian berevolusi menjadi makhluk lebih kompleks, namun makhluk yang lebih kompleks ini adalah hasil rekayasa (bukan alami). Ada yang mendesain atau merekayasa sehingga terjadilah makhluk yang kompleks. Namun pertanayaannya adalah siapakah yang perekayasa ini?
No comments:
Post a Comment