Salah satu bukti pemanfaatan teknologi solar thermal
terdokumentasi pada Code Of Zhou
Regulation, yaitu sebuah dokumen pemerintah pada organisasi dan hukum di
dinasti Zhou barat pada abad ke 11 SM sampai dengan 771 SM. . Dokumen tersebut
menjelaskan penggunaan cahaya matahari untuk membuat api.
Gambar
diatas merupakan pembuat api menggunakan tenaga matahari yang digunakan pada
awal dinasti Zhou. Benda ini ditemukan pada tahun 1995 di pemakaman dinasti
Zhou yang terletak di provinsi sanxhi.
Di tempat
lain, berdasarkan legenda yunani, Archimides menggunakan cermin untuk
memfokuskan cahaya matahari pada armada kapal Roma di Syracuse yang sedang
menyerang dan menghancurkan armada tersebut. Penggunaan cermin pembakar untuk
tujuan militer merupakan cara yang sering digunakan pada abad pertengahan.
Bagaimanapun juga, percobaan yang dilakukan pada abad ke 17 sampai 19
menunjukkan bahwa walaupun dengan menggunakan teknologi modern dan cermin yang
besar, hal ini tidak dapat cukup memfokuskan cahaya matahari untuk membakar
kapal pada jarak wajar. Kemugkinan legenda tersebut hanyalah sebuah mitos.
Gambar diatas menunjukkan rancangan Benedict de
Saussure. Perangkat tersebut terdiri dari dua buah kotak kayu, kotak kecil yang
berada didalam kotak yang besar. Di antara dua kotak tersebut diberi bahan
insulasi. Di atas kotak kecil dipasang tiga lapis kaca dengan udara
diantaranya. Dengan mangarahkan perangkat tersebut tegak lurus cahaya matahari,
dalam beberapa jam, suhu di dalam kotak dapat mencapai di atas 100 oC.
Perangkat ini pun diujicobakan di puncak gunung Cramont. Hasilnya dapat
mencapai titik didih air walaupun suhu udara sekitarnya sekitar 5-10 oC.
Kotak panas buatan de Saussure terlalu lama untuk
menjad panas dan suhunya tidak cukup panas untuk memasak. Mungkin inilah
penyebab desainnya tidak popouler. Untuk produk massal teknologi solar thermal
pertama adalah solar oven yang ditemukan
oleh W. Adams pada tahun 1870an di Bombay, India. Dia menambahkan konsep
mengkonsentrasikan cahaya matahari, seperti ditunjukkan gambar dibawah.
Delapan buah cermin (A) membentuk reflektor octagon.
Sinar matahari diarahkan ke dalam kotak (B) yang terbuat dari kayu yang
diatasnya ditutup dengan kaca. Didalam kotak terdapat panci (C). Temperatur di dalam kotak B dapat mencapai
suhu 200 oC.
Dengan berkembangnya teknologi di bidang lain, energi
panas matahari dapat dimafaatkan untuk berabgai macam tujuan, seperti: kompor,
penyulingan air, pemanas air, bahkan sebagai sumber listrik dan mesin
pendingin.
(Tri Ayodha Ajiwiguna)
No comments:
Post a Comment