Oleh: Tri Ayodha Ajiwiguna
Proses pengeringan adalah sebuah proses untuk menghabiskan air/uap air dari objek yang dikeringkan. Udara pada atmosfer bumi terdiri dari berbagai jenis gas, seperti nitrogen, oksigen, argon, termasuk juga uap air. Semakin tinggi kandungan uap air pada udara, maka semakin lembab udara tersebut. Setidaknya ada dua hal utama yang mempengaruhi banyaknya uap air yang dapat ditangkap oleh udara, yaitu: kelembaban dan temperatur.
Proses pengeringan adalah sebuah proses untuk menghabiskan air/uap air dari objek yang dikeringkan. Udara pada atmosfer bumi terdiri dari berbagai jenis gas, seperti nitrogen, oksigen, argon, termasuk juga uap air. Semakin tinggi kandungan uap air pada udara, maka semakin lembab udara tersebut. Setidaknya ada dua hal utama yang mempengaruhi banyaknya uap air yang dapat ditangkap oleh udara, yaitu: kelembaban dan temperatur.
1. Kelembaban
Kelembaban
menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Sedangkan kemampuan
udara untuk menampung uap air terbatas. Jika udara sudah menampung uap air
hingga titik maksimumnya, udara tersebut dikatakan sudah jenuh dan tidak dapat
menampung uap air lagi.
2. Temperatur
Seperti
yang dijelaskan sebelumnya bahwa udara memiliki kapasitas terbatas untuk
menampung uap air. Semakin banyak udara yang dialirkan maka uap air yang
ditangkap akan semakin banyak
Dengan
mengaliri udara ke sesuatu yang basah, maka udara tersebut akan menangkap uap
air sehingga jika dialiri terus menerus objek yang basah tersebut akan kering.
Contohnya adalah Hair Dryer, alat ini sangat efektif untuk mengeringkan karena
dengan alat ini udara hangat akan terus dialiri ke rambut yang basah.
Pada
dasarnya energi solar thermal (panas surya) sudah digunakan sejak lama untuk
berbagai kebutuhan, yang salah satunya adalah pengeringan. Sejak dahulu orang
menjemur pakaian yang basah dengan cara membiarkan pakaian tersebut terkena
panas matahari. Dengan cara seperti itu, pakaian yang basah menerima kalor dari
radiasi matahari sehingga pakaian menjadi panas. Udara yang berdekatan dengan
baju pun menjadi lebih hangat sekaligus menangkap uap air yang terevaporasi
dari pakaian yang basah. Udara yang lebih tinggi temperaturnya dan mengandung
banyak uap air akan menjadi lebih ringan sehingga bergerak ke atas. Daerah yang
ditinggalkan udara hangat tersebut akan digantikan dengan udara yang kurang
mengandung uap air dan temperaturnya lebih rendah. Udara ini akan menangkap uap
air dari pakaian yang basah. Hal ini terus menerus terjadi hingga air yang
terdapat pada pakaian basah habis atau kering.
(Tri Ayodha Ajiwiguna)
(Tri Ayodha Ajiwiguna)
No comments:
Post a Comment