Konveksi paksa internal terjadi pada aliran fluida yang mengalir di sebuah saluran seperti ducting atau pipa. Oleh karena itu pemahaman tentang aliran fluida dalam pipa perlu dibahas terlebih darhulu.
Aliran Turbulen dan Laminar
Ada dua
jenis tipe aliran dalam pipa yaitu: laminar dan turbulen. Pada aliran laminar,
pergerakan molekul fluida terjadi secara teratur. Sebaliknya, aliran fluida
menjadi acak pada aliran turbulen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini..
Aliran laminar dan turbulen (sumber
gambar: https://www.cfdsupport.com/)
Terjadinya
kedua tipe aliran ini dikarenakan banyak faktor antara lain geometri pipa,
viskositas fluida, kecepatan fluida, jenis fluida, dan lain-lain. Bilangan Reynold
sering kali digunakan untuk menntukan apakah aliran dalam pipa menjadi turbulen
atau laminar. Bilangan Reynold sendiri adalah sebuah bilangan tak berdimensi
yang merupakan rasio antara gaya inersia dang gaya viskos, yaitu:
Untuk saluran
yang bernampang tidak bulat (contoh: ducting), maka besarnya diameter hidrolik
adalah:
Dengan A
adalah luas penampang saluran dan p adalah keliling penampang pipa.
Hampir
semua kondisi aliran dalam pipa berlaku bahwa bilangan Reynold kritisnya adalah
2300. Artinya jika sebuah aliran memiliki bilangag Reynold kurang dari 2300,
maka aliran tersebut menjadi laminar. Sebaliknya, jika aliran fluida memiliki
bilangan Reynold lebih dari 2300, maka di anggap turbulen.
Daerah masukkan (Entrance Region)
Pada saat
aliran fluida memasuki pipa, maka profil kecepatannya tidak langsung terbentuk.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini. Ketika aliran fluida memasuki
pipa, kecepatan aliran sepanjang sumbu arah jari-jari adalah sama. Maksudnya
adalah kecepatan aliran di tengah pipa maupun di dekat dengan dinding pipa
masih sama. Namun, seiring bergeraknya fluida di sepanjang pipa maka profil
kecepatan mulai berubah. Jarak yang diperlukan fluida dari saat masuk ke pipa
hingga terbentuk profil kecepatan tidak berubah dinamakan daerah masukkan
(entrance region). Daerah setelah profol kecepatan tidak berubah dinamakan daerah
terbangun penuh (fully developed region). Tidak hanya kecepatan, profil
temperatur juga memiliki entrance region dan fully developed region.
Aliran dalam pipa (sumber gambar: Wikipedia.org
& researchgate.net)
Panjang
entrance region ini secara empiris dapat ditentukan dengan rumus berikut:
Untuk lebih
jelasnya mari kita bahas contoh soal berikut:
Air mengalir dalam sebuah pipa berdiameter 2 inci dengan kecepatan 5 m/s. Jika bilangan Prandtl air adalah 6.14, massa jenis air 1000 kg/m3 dan viskositas dinamisnya 0.891 x 10-3 kg/m.s, Tentukan
- Bilangan
Reynold
- Jarak
yang dibutuhkan untuk menjadi fully developed region untuk
kecepatan fluida
- Jarak yang dibutuhkan untuk menjadi fully developed region untuk temperatur
mantap suhuu, izin reupload buat teman teman
ReplyDeleteMangga mas Anonim
Delete