Oleh:
Tri Ayodha Ajiwiguna
Mesin
Diesel juga salah satu mesin yang banyak diterapkan pada dunia
otomotif. Selain itu, mesin ini juga sering kali ditemui pada
pembangkit listrik yang cukup portable. Mesin diesel juga merupakan
salah satu mesin reciprocating, yaitu mesin yang gerakan putarannya
terjadi karena adanya pergerakan piston dalam silinder. Hal yang
menarik adalah kereta diesel (kereta api) yang digunakan untuk
perjalanan jarak jauh menggunakan mesin diesel untuk pembangkitan
listrik yang kemudian disambungkan ke motor listrik sebagai
penggerak.
Prinsip
Kerja
Secara
umum mesin diesel hampir sama dengan mesin Otto yaitu terdiri dari
sebuah sistem silinder piston, katup hisap, dan katup buang. Namun,
perbedaannya adalah tidak ada busi (pemantik) di mesin ini. Hal ini
dikarenakan pembakaran bahan bakar di mesin diesel terjadi karena
kompresinya. Pada titik tekanan tertentu bahan bakar diesel akan
meledak yang kemudian energi yang dihasilkan inilah yang digunakan
untuk menghasilkan kerja. Perbedaan kedua adalah bahan bakar diesel
masuk ke dalam ruang bakar bukan pada langkah hisap, melainkan pada
pembakaran dengan injeksi bahan bakar.
Pada
saat beroperasi mesin diesel mengalami empat proses utama yang
membentuk sebuah siklus termodinamika. Keempat proses itu dapat
dijelaskan dalam gambar 1. Pada saat volume sistem minimum maka
piston berada di titik mati atas (TMA). Sebaliknya pada saat volume
sistem maximum posisi piston berada di titk mati bawah (TMB).
Gambar
1. Pinsip kerja mesin Diesel
Langkah
I adalah langkah hisap. Dalam proses ini katup hisap dalam kondisi
terbuka, katup buang dalam kondisi tertutup, dan piston bergerak
kebawah (volume membesar) dari volume minimum ke volume maximum
sehingga memaksa udara yang kaya akan oksigen masuk ke ruang bakar.
Langkah
II adalah langkah kompresi. Dalam proses ini kedua katup dalam
kondisi tertutup dan piston bergerak ke atas (volume mengecil) dari
volume maximum ke volume minimum sehingga tekanan dan temperatur
udara di dalam ruang bakar jadi meningkat sehingga jika ada bahan
bakar di dalamnya maka akan mudah terbakar.
Langkah
III adalah langkah pembakaran disertai ekspansi. Dalam proses ini
bahan bakar dipakasa masuk oleh injektor sehinga terbakar akibat
tekanan dan temperatur yang tinggi di dalam ruang bakar. Pada saat
pembakaran terjadi tekanan ruang bakar relatif tidak berubah.
Akibatnya sistem menerima kalor, temperatur meningkat, dan kemudian
menyebabkan piston terdorong ke bawah (volume maximum).
Langkah
IV adalah langkah buang. Dalam proses ini posisi katup buang terbuka,
katup hisap tertutup, dan piston bergerak ke atas. Akibatnya hasil
pembakaran bahan bakar dibuang melalui katup buang. Kemudian kembali
ke langkah I.
Siklus
daya gas sering kali dijelaskan dalam grafik tekanan-volume. Untuk
siklus Otto dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar
2. Siklus Otto dalam grafik tekanan – volume
No comments:
Post a Comment