Oleh: Tri Ayodha Ajiwiguna
Video pembahasan tentang kalor dan temperatur:
Istilah panas dan temperatur
sering kali membingungkan dan tertukar, padahal keduanya merupakan hal yang
berbeda. Heat dalam bahasa inggris sering kali diterjemahkan sebagai
“panas”. Hal ini tidaklah keliru, namun akan membingungkan karena kata Hot juga
diterjemahkan sebagai “panas”. Heat dan Hot merupakan hal yang
sangat berbeda, oleh karena itu untuk membedakannya maka dalam artikel
ini digunakan kata kalor sebagai terjemahan dari kata heat.
Panas dan dingin merupakan
kata sifat yang sangat relatif. Contohnya ruangan ber-AC itu dingin. Akan
tetapi, jika dibandingkan dengan freezer maka ruangan ber-AC itu panas. Kulit
manusia dapat merasakan panas atau dingin sehingga manusia dapat menentukan
mana benda-benda yang panas atau dingin. Namun, indera yang yang dimiliki oleh
manusa juga sangat relatif, berbeda satu oang dengan yang lainnya. Oleh
karenaya dibutuhkan suatu besaran yang dapat dikuantifikasi besarnya, yaitu
temperatur.
Temperatur merupakan suatu
besaran yang menunjukkan sebarapa panas atau dingin suatu objek. Jika
temperatur suatu benda lebih tinggi dibandingkan dengan benda lain, maka benda
tersebut dikatakan lebih panas. Alat ukur atau sensor dibutuhkan untuk
mengetahui tinggi rendahnya temperatur. Beberapa jenis sensor temperatur yang
umum digunakan adalah termoemeter raksa/alkohol, Thermocouple, Termistor,
RTD, dll.
Kalor adalah bentuk energi
yang dapat berpindah secara alami karena adanya perbedaan temperatur, dari
temperatur yang tinggi ke temperatur yang rendah. Suatu benda yang dapat
menyerap kalor harus memiliki temperatur yang lebih rendah dibandingkan benda
lainnya. Sebaliknya benda yang melepaskan kalor harus memiliki temperatur yang
lebih tinggi dibandingkan dengan benda lainnya. Adanya penyerapan dan pelepasan
kalor dapat mengakibatkan dua hal, yaitu naik/turunnya temperatur (kalor
sensible) atau perubahan fasa (kalor laten).
Kalor Sensibel dan Kalor Jenis
Secara fisis untuk menaikkan
temperatur suatu zat maka dibutuhkan kalor yang besarnya sebanding dengan
massanya. Sebagai contoh untuk menaikkan temperatur air yang bermassa 2 kg
sebesar 5 oC membutuhkan kalor yang lebih besar dibandingkan dengan
air yang bermassa 1 kg. Selain itu perubahan temperatur juga sebanding dengan
kalor yang dibutuhkan. Dapat dilihat untuk memanaskan air sebesar 10 oC
dibutuhkan kalor yang lebih besar dibandingkan memanaskan air sebesar 5 oC.
Selain massa dan perubahan temperatur, kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperatur juga tergantung dari jenis zatnya. Kalor yang dibutuhkan untuk
memanaskan air lebih besar dibandingkan untuk memanaskan alumnium walaupun
massa dan perubahan temperaturnya sama. Ini menandakan bahwa setiap zat
memiliki nilai suatu besaran lain yang berbeda-beda. Dalam hal ini dinamakan
kalor jenis. Besaran ini menunjukkan banyaknya kalor yang dibutuhkan/dilepaskan
untuk menaikkan/menurunkan setaip satu
satuan temperatur dan setiap satu satuan
massa. Besaran ini memiliki satuan J/kgoC. Jika suatu zat memiliki
kalor jenis 10 J/kgoC, artinya untuk menaikkan temperatur 1 kg zat
tersebut sebesar 1oC maka dibutuhkan kalor sebesar 10 Joule.
Gambar 1. Ilustrasi Kalor
Sensibel
Air yang berada pada tekanan
1 atm memiliki titik didih sekitar 100 oC. Jika air ini memiliki
temperatur 27 oC kemudian diberikan kalor (dipanaskan), maka
temperaturnya akan naik sampai dengan 100 oC. Kalor yang diberikan
ini disebut sengan kalor sensibel, yaitu kalor yang dapat dirasakan oleh alat
ukur temperatur.
Seperti yang disebutkan di
atas bahwa kalor merupakan salah satu jenis energi. Oleh karena itu nilai kalor
absolut sebuah benda tidak/belum dapat dihitung. Namun, penambahan/pengurangan
kalor dari sebuah proses dapat dihitung. Sebagai contoh: kalor yang dimiliki
oleh air bertemperatur 27 oC atau 100 oC adalah tidak
diketahui. Namun perbedaan nilai kalor antara dua keadaan tersebut dapat
dihitung dengan cara:
Sering kali satuan perubahan
temperatur adalah Kelvin, hal ini bukanlah masalah karena perubahan temperatur
dalam satuan K dan oC adalah sama. Oleh karena itu, satuan dari
kalor jenis sering kali ditulis J/kg.K.
Kalor Laten
Ketika air berada di tekanan
1 atm dan 100 oC kemudian diberikan kalor, maka temperaturya akan
tetap di 100 oC. Pada keadaan ini kalor tidak dapat menaikkan
temperatur, akibatnya energi yang masuk ke dalam air digunakan untuk merubah
fasa zat dari cair ke gas (menguap). Hal yang sama terjadi pada saat es batu
yang mencair.
Gambar 2. Ilustrasi lalor
laten
Semakin bebas molekul zat
bergerak maka energi kalor yang dimiliki semakin besar. Pada zat padat
molekulnya sangat teratur pada susunan yang sangat rapat sehingga tingkat
energi kalornya rendah. Sedangkan zat cair molekulnya lebih bebas bergerak
sehingga energi kalornya lebih besar. Begitu pula zat gas, melekulnya lebih
bebas bergerak karena jarak antar molekul sangat besar. Temperatur pada saat
terjadi proses perubahan fasa tidak berubah. Kalor yang diberikan/dilepaskan
ini disebut dengan kalor laten. Besarnya kalor untuk merubah fasa adalah
sebagai berikut:
Alhamdulillah, terima kasih banyak
ReplyDelete