Oleh: Tri Ayodha Ajiwiguna
Pada saat mengetahui bahwa
prinsip termoelektrik dapat menghasilkan efek pendinginan, sering kali ide yang
muncul adalah untuk membuat pendingin udara ruangan (AC). Ditambah lagi,
ketersediaan modul termoelektrik (TEC)/elemen peltier yang terjangkau di
pasaran. Pertanyaannya adalah apakah bisa modul TEC yang dijual di pasaran kita
gunakan sebagai AC?
Di Indonesia, AC secara umum
digunakan sebagai pendingin udara agar udara dalam sebuah ruangan menjadi
nyaman (thermal comfort). Sebelum
memasang AC untuk sebuah ruangan, hal yang perlu diperhitungkan adalah unit AC
yang akan dipasang harus mampu atau memiliki kapasitas yang cukup untuk
mendinginkan ruangan tersbut. Oleh karena itu perhitungan beban pendinginan (Cooling Load) perlu dilakukan terlebih
dahulu. Ada beberapa metode perhitungan beban pendinginan yang dapat digunakan
dari yang paling kasar yaitu aturan jempol (rule
of thumb) sampai yang sangat teliti (metode simulasi). Setelah beban
pendinginan sudah diketahu, pemilihan unit AC akan menjadi lebih mudah.
Begitu pula jika ingin
memanfaatkan modul TEC untuk menggantikan sistem AC konvensional yang umumnya
menggunakan sistem refrigerasi kompresi uap. Jika kita asumsikan bahwa
kapasitas AC yang terpasang sudah sesuai dengan beban pendinginan, maka kita
butuh modul TEC yang memiliki kapasitas pendinginan yang sama dengan AC
konvensional tersebut. Untuk lebih jelasnya kita ambil contoh kasus sebagai
berikut:
“Sebuah ruangan menggunakan AC
berkapasitas ½ PK agar ruangan tersebut nyaman. Apakah mungkin AC tersebut
diganti dengan sistem TEC?”
Kasus tersebut terlihat
sederhana. TEC merupakan sistem pendingin sedangkan AC yang terpasang juga
sistem pendingin. Karena keduanya memiliki fungsi yang sama maka jawabannya
tentu saja sistem TEC dapat menggantikan AC konvensional. Namun, ada pertanyaan
selanjutnya:
“kalau begitu, apakah 1 modul TEC
cukup? Jika tidak, berapa banyak modul TEC yang dibutuhkan?”
Untuk menjawab pertanyaan ini
maka kita perlu merujuk ke datasheet
dari modul TEC yang ingin kita gunakan. Untuk kasus ini, kita akan ambil
TEC1-12706 yang banyak dijual di pasaran sebagai modul yang kita gunakan. (lihat gambar).
Kita atur bahwa asumsi awal
temperatur pada sisi panas adalah 50 oC karena biasanya di Indonesia
suhu lingkungan berkisar antara 30-35 oC. Oleh karena itu akan sulit
sekali suhu sisi panas TEC dibawah suhu lingkungan tersebut. Asumsi selanjutnya
yaitu bahwa temperatur sisi dingin adalah sekitar 20 oC karena
biasanya temperatur nyaman sebuah ruangan di sekitar 24-26oC
sehingga temperatur sisi dingin harus dibawah itu. Dari kondisi tersebut diatas
maka dapat dikatakan bahwa selisih temperatur kedua sisi (delta T) adalah 30 oC.
Kemudian modul TEC ini digunakan
pada tegangan 12 Volt, sehingga jika delta Tnya adalah 30 oC, maka
jika melihat grafik untuk Th 50 oC pada data sheet arus yang
mengalir adalah sekitar 4 A. Kemudian kita bisa mengetahui berapa cooling
capacity dengan melihat grafik yang bawah dengan Th 50 oC, yaitu
disekitar 30 Watt termal.
Kemudian jika hasil ini
dibandingkan dengan AC ½ PK maka satuan kapasitas perlu disamakan. AC ½ PK
memiliki kapasitas pedinginan sebesar sekitar 5000 btu/h. Jika 1 Btu/h itu sama
dengan 0.293 Watt, maka AC ½ PK memiiki kapasitas sebesar 1465 Watt termal.
Jika kita bandingkan bahwa
kapasitas pendinginan satu buah modul termoelektrik adalah 30 Watt dan unit
AC1/2 PK adalah 1465 Watt, maka dibutuhkan sekitar 49 buah modul termoelektrik
agar memiliki kapasitas yang sama.
Selain dari banyaknya jumlah
modul yang dibutuhkan, konsumsi listriknya juga besar. Seperti yang telah
dibahas sebelumnya bahwa tegangan modul TEC adalah 12V dan arusnya sekitar 4 A,
maka untuk sebuah modul mengkonsumsi daya listrik sebesar 48 Watt, Jika kita
gunakan 49 buah modul maka konsumsinya 2352 Watt. Sedangkan untuk AC ½ PK
umumnya hanya butuh sekitar 390 Watt.
Kemudian dari segi komponennya,
jika kita memutuskan untuk membuat AC dari TEC maka kita butuh kompoenen
pendukungnya seperti heat sink,kipas, dll untuk 49 modul. Jika dihitung-hitung
dari segi costnya, maka menjadi mahal.
Kesimpulan dari pembahasan ini
adalah suatu hal yang tidak disarankan jika mengganti AC dengan sistem TEC
karena:
- Kapasitas pendinginan TEC yang sangat kecil dibandingkan AC konvensional yang menggunakan sistem refrigerasi kompresi uap
- Listrik yang dikonsumsi oleh sistem TEC sangat besar untuk kapasitas yang sama dengan AC konvensional
- Dibutuhkan komponen pendukung yang cukup banyak yang membuat cost menjadi bengkak
Demikian penjelasan singkat mengenai termoelektrik unutk sebuah AC. Jika ada yang perlu didiskusikan atau ada penjelasan yang salah silakan komen dibawah agar menjadi bahan pelajaran bagi kita semua.
Keyword: Termoelektrik, Thermoelectric, Elemen peltier, AC, kapasitas pendinginan